Minggu, 30 Desember 2012

Ilmu Pengetahuan


“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” 
(Al Mujadilah : 11)


Dua sabda Rasulullah SAW berbunyi “menuntut ilmu itu fardlu ain atas setiap muslim” dan “tuntutlah ilmu walau di negeri cina”. Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, maka belajar bukan hanya bermanfaat secara duniawi (mencari kerja, dan lain-lain) tetapi juga bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Di Indonesia, tingkat pendidikan khususnya di desa masih rendah. Berdasarkan pengalaman studio, keberadaan sarana pendidikan di beberapa desa sudah memadai, namun rendahnya tingkat kesadaran untuk menuntut ilmu masih rendah.

Ilmu bukan merupakan hal yang pasif. Ilmu terus mengalir dari satu generasi ke generasi lain. Rasullullah SAW bersabda “barang siapa yang belajar satu bab dari ilmu untuk diajarkan kepada manusia maka ia diberi pahala tujuh puluh orang shiddiq.” Dalam sabda tersebut Rasulullah menyuruh orang-orang yang berilmu untuk mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain. Hal inilah yang menyebabkan muncul pepatah “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Namun jika kita melihat sabda tersebut, bukan hanya guru yang wajib mengajar, kita semua juga punya kewajiban untuk terus mengajarkan apa yang kita ketahui kepada orang lain. Bahkan Rasulullah SAW bersabda “barang siapa yang mengetahui suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya maka pada hari Kiamat Allah mengenakan kepadanya dengan kendali dari api. Tetapi jangan disalahartikan bahwa kita harus saling membantu dalam ujian. Tentu saja ujian merupakan situasi yang berbeda, yaitu sebagai pengujian dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam diri kita.


Minggu, 16 Desember 2012

Monorel dan trem, transportasi massal masa depan surabaya

Setahun terakhir, masyarakat surabaya akan dijanjikan dua transportasi massal, yaitu monorel dan trem. Monorel merupakan transportasi umum yang sudah banyak diterapkan di negara maju. Sedangkan trem, merupakan transportasi umum yang pernah diterapkan di surabaya pada zaman belanda. Diharapkan kedua transportasi umum tersebut dapat menggantikan peran lyn(mikrolet) yang sudah mulai ditinggalkan. Kota surabaya saat in menjadi lautan sepeda motor. Pada tahun 2010 dari 2,7 juta penduduk Surabaya, dinas perhubungan mencatat lebih dari 3 juta sepeda motor dan 500ribu mobil pribadi yang ada di Surabaya. Dari angka tersebut memperlihatkan ketergantungan masyarakat surabaya terhadap kendaraan pribadi. Investasi Monorel dan Trem Berdasarkan berita-berita, pemerintah kota surabaya akan menerapkan public private partnership dalam penyediaan transportasi umum ini. Pemerintah akan menyerahkan seluruh proses pembangunan kepada investor sedangkan Pemerintah sebagai regulator yang mengawasi operasi monorel. Dengan begitu pemerintah tidak akan mengeluarkan biaya dalam pembangunan monorel dan trem ini. Namun terdapat kekhawatiran dengan pembangunan oleh investor maka tarif kedua transportasi umum ini akan mahal. Namun pemerintah mengatakan akan memastikan bahwa tarif monorel dan trem akan disesuaikan dengan kantong masyarakat. 

Hal ini lah yang menjadi pertanyaan saya. Menyerahkan sepenuhnya pembanguan kepada investor namun menekan harga tarif agar sesuai dengan kantong masyarakat. Bagaimanakah pola pikir investor dalam berinvestasi? Satu kata kunci dalam investasi, yaitu "profit". Investor akan mau berinvestasi jika ada keuntungan. PPP di Indonesia, saat ini sedang terjadi dead-lock. Dari puluhan proyek PPP, belum ada satu proyek yang berhasil terlaksana. Kenapa? Tentu saja belum terjadinya kesepakatan anrara pemerintah dan investor. Dalam hal ini investor belum melihat peluang profit bisnis dari proyek PPP yang ditawarkan oleh pemerintah. Bagaimana dengan peluang terlaksananya pembangunan monorel dan trem di surabaya dengan PPP? Melihat pernyataan pemerintah sebelumnya, bagaimana investor mendapat keuntungan jika pemerintah akan menekan tarif. Saat ini saya belum melihat strategi pemerintah untuk menarik investor dalam penyediaan monorel dan trem ini. Bagaimana strategi yang bisa dilakukan pemerintah untuk menarik investor? Saya akan bahas dilain waktu.